Kamis, 22 September 2011

Orangutan Kalimantan


Orangutan Kalimantan
(Pongo pygmaesus)


Nama Lokal : Orangutan Kalimantan
Nama Latin : Pongo pygmaesus
Nama Inggris : Bornean Orangutan

A.    Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Hominidae
Genus : Pongo
Species : Pongo pygmaeus

B.     Ciri- Ciri
Orangutan kalimantan memiliki morfologi yang tidak bebeda jauh dengan orangutan sumatera.Orangutan merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari) dan aboreal , hewan ini memiliki tubuh gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk serta tidak memiliki ekor. Tubuh Orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka juga memiliki kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Pejantan orangutan kalimantan memiliki benjolan dari jaringan lemak di kedua sisi wajah yang mulai berkembang di masa dewasa setelah perkawinan pertama. Orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk.
Mereka memiliki indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap dan peraba. Telapak tangan mereka terdiri dari empat panjang ditambah dengan satu ibu jari.Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orangutan jantan berukuran 100- 114 cm dengan berat tubuh maksimal 90kg, dan orangutan betina berukuran 80-100 cm dengan berat tubuh sekitar 56kg. Masa hidup diperkirakan hingga 56 tahun jika dalam perlindungan ataupun perawatan dan 35-45 tahun jika di alam bebas.

C.    Persebaran dan Status Konservasi
Satwa ini hidup endemik di Pulau Kalimantan, mencakup wilayah Indonesia dan Malaysia. Subspesies Pongo pygmaeus pygmaeus (Northwest Bornean Orangutan) dapat ditemukan di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan bagian barat laut. Subspesies Pongo pygmaeus wurmbii (Central Bornean Orangutan) terdapat di Kalimantan Tengah dan bagian selatan kalimantan Barat. Sedangkan subspesies Pongo pygmaeus morio (Northeast Bornean Orangutan) dijumpai di Kalimantan Timur (Indonesia) dan Sabah (Malaysia).
Status Konservasi : IUCN Redlist memasukkan orangutan kalimantan dalam status endangered (terancam) sejak tahun 1994. Sedangkan CITES memasukkannya dalam daftar Apendiks I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia juga telah memasukkan spesies ini sebagai satwa yang dilindungi. Hal ini disebabkan populasi orangutan kalimantan yang semakin hari mengalami penurunan akibat dari rusaknya habitat (kerusakan hutan), kebakaran hutan, pembalakan hutan, menciutnya luas hutan, serta perburuan dan perdagangan liar.

D.    Habitat
Habitat Orangutan Kalimantan ini adalah  di daerah hutan hujan tropis yang ada di Pulau Kalimantan, di daerah dataran rendah hingga daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter dpl. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan.

E.     Makanan
Meskipun Orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan. Makanan kesukaan Orangutan ini adalah buah-buahan. Makanan yang lainnya adalah daun-daunan, biji-bijian, kulit kayu, tunas tanaman (yang lunak), bunga-bungaan. Selain itu mereka juga memakan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan mamalia kecil). Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang diantara cabang pohon.

F.     Reproduksi
Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lamakandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun. Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara hingga berusia 6 tahun.
Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur orangutan di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang gidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya. Dimana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat. Hal ini jugalah yang membuat jumlah orangutan di alam sangat sedikit dan menjadi salah satu satwa yang dilindungi. 


 Ref :: 
http://www.scribd.com/doc/62902078/Zoologi-Primata
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25580/.../Chapter%20II.pdf
www.unep.org/grasp/docs/Orangutan.pdf 



Selasa, 20 September 2011

BEKANTAN


BEKANTAN
(Nasalis Larvatus)



Nama Lokal : Bekantan
Nama Latin : Nasalis larvatus
Nama Inggris : Proboscis Monkey

A.    Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum:
Chordata
Class:
Mammalia
Ordo:
Primata
Family :
Cercopithecidae
Genus: Nasalis
Species: N. Larvatus

B.     Ciri- Ciri
Bekantan terasuk hewan diurnal (beraktifitas di siang hari). Bekantan disebut sebagai Kera Belanda, karena memiliki hidung yang menonjol agak lebar menggantung kedepan seperti hidung orang belanda. Selain mempunyai hidung yang panjang. Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan spesies primata yang unik dan dikategorikan dimorfisme seksual. Hewan jantan berbeda dengan hewan betina. Bekantan jantan berukuran besar, dengan panjang tubuh sekitar ½ meter dan hidung yang besar sekali sampai suaranya sengau. Alat kelaminnya terlihat jelas dan berwarna merah, sedangkan otot lengan dan pahanya berkembang baik. Tetapi lapisan lemak terlihat jelas pada kulit perut dan bagian belakang, sehingga terkesan bertubuh besar dan gemuk .Sebaliknya, bekantan betina tetap kecil meskipun sudah dewasa bobot tubuhnya hanya sekitar separuh dari yang jantan dan memiliki hidung yang tak sebesar bekantan jantan.
Warna tubuh akan berubah, sesuai umur. Ketika masih bayi, tubuh dan muka bekantan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Sesudah remaja, tubuh itu bewarna cream kekuning-kuningan yang kotor, dengan muka kecoklatan. Sesudah dewasa, tubuh itu berubah menjadi kecoklatan, dengan muka dan bagian atas kepala yang coklat yang kemerah-merahan. Warna yang mencolok ini terlihat kontras dan memudahkan kita dalam membedakan bekantan dengan jenis kera lainnya. Bekantan yang berekor itu tenyata memiliki morfologi yang khas yaitu telapak tangan dan kakinya berselaput diantara jari-jarinya dengan warna kehitaman. Selaput telapak ini memudahkan mereka meluncur dalam air.

C.    Persebaran
Satwa ini hidup endemik di Tannan Nasional Gunung Palung dan hutan-hutan di kepulauan Kalmantan.

D.    Habitat
        Habitat bekantan sangat terbatas pada tipe hutan rawa gambut,bakau serta sangat tergantung pada sungai.Walaupun sebagian kecil ada yang hidup di hutan Dipterocarpaceae dan hutan karangas namun masih berada di sekitar sungai. Hal ini disebabkan karena bekantan banyak memakan daun- daunan sehingga mereka sangat tergantung sekali pada air untuk minum. Kebutuhan hutan ditepi sungai bagi bekantan adalah untuk tempat bermalam dan untuk tempat berkomuikasi. Hutan yang disukai adalah hutan mangrove (bakau) di dekat muara sungai atau dataran rendah yang dilalui sungai. Mereka biasa hidup berkelompok dengan anggota sampai 20 ekor. Mereka memakan pucuk-pucuk daun dan buah tertentu. Yang paling disukai adalah buah pedada di hutan mangrove.

E.     Makanan
Bekantan tergolong hewan pemakan daun dan buah-buahan termasuk bijinya. Bekantan mememanfaatkan 55 jenis tumbuhan sebagai sumber pakan dan tergolong pemakan yang selektif, meskipun demikian mereka mampu mengganti pola makan kalau tumbuhan pakan mereka sedang jarang. Makanan yang dikonsumsi oleh bekantan terdiri dari buah-buahan, bunga, jenis paku-pakuan, cendawan, larva insecta, dan rayap. Sedangkan makanan yang paling disukai olehnya dan dijadikan sebagai makanan utamanya adalah Gauna Motleyana dan Eugenia Spp. Jenis ini banyak tersebar dipinggiran sungai hingga jauh kedarat. Bekantan memang pemilih dalam pencarian makanan yang di sukai terutama buah dan daun muda pedada (Sonneratia lanceolata) yang tumbuh di hutan bakau sepanjang sungai dekat pantai. Selain itu mereka juga mengkonsunasi pucuk-pucuk dari pohon bakau tempat mereka beristirat dan bermain.

F.    Reproduksi
Bekantan betina dapat memproduksi individu baru setiap tahun .Bekantan melakukan perkawinan dari Februari sampai November .Jumlah individu baru yang dihaslkan 1 (rata-rata) .Massa kelahiran 490 gram (rata-rata) Umur kemampuan untuk bereproduksi (betina) 1460 hari (rata-rata) Umur kemampuan untuk bereproduksi (jantan) 7 tahun (rata-rata) .
Setiap kali melahirkan dihasilkan seekor anak dari satu induk. Anak-anak ini dekat dengan induk sampai menjelang dewasa. Perkembangbiakannya yang rendah dan perburuan oleh manusia membuat populasi binatang ini terus menurun, ditambah parah oleh penebangan hutan mangrove untuk dijadikan tambak atau diambil kayunya. Bekantan merupakan binatang endemik yang dilindungi, dan terancam punah. Masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok.

Only You.... Nycti....

Nycicorax nycticorax 'immature'

Nycticorax nycticorax 'anakan'
Nycticorax nycticorax 'remaja'

Nycticorax nycticorax 'dewasa 1'

Nycticorax nycticorax 'dewasa'

http://4raptor.wordpress.com/