Orangutan Kalimantan
(Pongo pygmaesus)
Nama Lokal : Orangutan Kalimantan
Nama Latin : Pongo pygmaesus
Nama Inggris : Bornean Orangutan
A. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Hominidae
Genus : Pongo
Species : Pongo pygmaeus
B. Ciri- Ciri
Orangutan kalimantan memiliki morfologi yang tidak bebeda jauh dengan orangutan sumatera.Orangutan merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari) dan aboreal , hewan ini memiliki tubuh gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk serta tidak memiliki ekor. Tubuh Orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka juga memiliki kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Pejantan orangutan kalimantan memiliki benjolan dari jaringan lemak di kedua sisi wajah yang mulai berkembang di masa dewasa setelah perkawinan pertama. Orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk.
Mereka memiliki indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap dan peraba. Telapak tangan mereka terdiri dari empat panjang ditambah dengan satu ibu jari.Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orangutan jantan berukuran 100- 114 cm dengan berat tubuh maksimal 90kg, dan orangutan betina berukuran 80-100 cm dengan berat tubuh sekitar 56kg. Masa hidup diperkirakan hingga 56 tahun jika dalam perlindungan ataupun perawatan dan 35-45 tahun jika di alam bebas.
C. Persebaran dan Status Konservasi
Satwa ini hidup endemik di Pulau Kalimantan, mencakup wilayah Indonesia dan Malaysia. Subspesies Pongo pygmaeus pygmaeus (Northwest Bornean Orangutan) dapat ditemukan di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan bagian barat laut. Subspesies Pongo pygmaeus wurmbii (Central Bornean Orangutan) terdapat di Kalimantan Tengah dan bagian selatan kalimantan Barat. Sedangkan subspesies Pongo pygmaeus morio (Northeast Bornean Orangutan) dijumpai di Kalimantan Timur (Indonesia) dan Sabah (Malaysia).
Status Konservasi : IUCN Redlist memasukkan orangutan kalimantan dalam status endangered (terancam) sejak tahun 1994. Sedangkan CITES memasukkannya dalam daftar Apendiks I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia juga telah memasukkan spesies ini sebagai satwa yang dilindungi. Hal ini disebabkan populasi orangutan kalimantan yang semakin hari mengalami penurunan akibat dari rusaknya habitat (kerusakan hutan), kebakaran hutan, pembalakan hutan, menciutnya luas hutan, serta perburuan dan perdagangan liar.
D. Habitat
Habitat Orangutan Kalimantan ini adalah di daerah hutan hujan tropis yang ada di Pulau Kalimantan, di daerah dataran rendah hingga daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter dpl. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan.
E. Makanan
Meskipun Orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan. Makanan kesukaan Orangutan ini adalah buah-buahan. Makanan yang lainnya adalah daun-daunan, biji-bijian, kulit kayu, tunas tanaman (yang lunak), bunga-bungaan. Selain itu mereka juga memakan serangga dan hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan mamalia kecil). Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang diantara cabang pohon.
F. Reproduksi
Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lamakandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun. Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara hingga berusia 6 tahun.
Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur orangutan di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang gidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya. Dimana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat. Hal ini jugalah yang membuat jumlah orangutan di alam sangat sedikit dan menjadi salah satu satwa yang dilindungi.
Ref ::
http://www.scribd.com/doc/62902078/Zoologi-Primata
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25580/.../Chapter%20II.pdf
www.unep.org/grasp/docs/Orangutan.pdf